Senin, 08 Oktober 2012

renung, merenung, direnungkan

setelah menghabiskan waktu dengan training hari ini, dimulai dari jam 9-jam 4, saya seharusnya cukup punya banyak waktu untuk istirahat

tentu Dia berkehendak lain, aku tidak dibiarkan berdiam diri, seorang teman mengabarkan bahwasannya ayahanda dari teman sekolah kami meninghal dunia, kami sepakat berangkat malam itu juga ke Mojokerto, saya masih dengan full make up dan dandanan alakadarnya dijemput oleh beberapa teman di tempat kos saya.

dalam perjalanan yang cukup menyita waktu, ada kegilaan, kebahagiaan, keceriaan, berbagi sekedar informasi, ataupun mengingat kegilaan kami semasa sekolah di penjara suci dulu. Betapa aku diingatkan banyak hal, betapa kegundahanku soal isu mutasi kerja pun tampak sangat sepele. Tuhan, inikah caramu? caraMu mengingatkanku untuk selalu mensyukuri helaan nafas yang Kau beri, setiap lembar cerita yang mngalir, dan sejuta harapan yang mungkin disebar.

inilah hidup, tidak selalu pahit, tidak pula selalu manis, porsinya pas, sesuai takaran, namun sudut pandang kita yang terkadang membuatnya tidak lagi adil. Mungkin seseorang tampak sempurna kehidupannya di mata orang lain, begitu pula sebaliknya, namun betapa terkadang kita lupa bahwa kita berhak dan wajib menyusun kebahagiaan kecil milik kita sendiri. Sadarkah betapa kita terlalu mrmbuang waktu untuk sekedar iri hati pada kehidupan orang lain? bagaimana bisa kita mencerca kehidupan kita sendiri dan terus menerus mrnggunjingkan kehidupan orang lain tanpa kita berusaha merunah nasib yang sesungguhnya hanya kita lah yang mampu mengubahnya? 

percakapan kecil kami tadi, aku bersama 3 teman laki-laki dengan 3 profesi berbeda, satu penulis, satu presenter, dan satu lagi mahasiswa. lalu apa yang sebenarnya aku dapatkan? dengan bercerita tentang krhidupan masing-masing dati kami, aku menjadi tahu, takdir tidak lagi sekedar disiapkan, tapi diminta, diminta dati tanganNya 

perjuangan temanku yang seorang penulis cukup banyak menginspirasi, sebelum bukunya beredar di pasaran pun, aku menjadi pengagum karyanya, bahasa yang cerdas, berisi, disampaikan dengan ringan dan tidak mendoktrin, saya selalu suka dengan selera humor di tulisannya, humor khas dewasa awal, tampa meninggalkan sisi keremajaannya, semoga kau jauh berkembang ya rut (nama disamatkan), ada bakat luar biasa yang mungkin kamu sendiri tidak mrnyadarinya, kita lihat saja ;)

satunya adalah seorang presenter tv lokal, berstatus mahasiswa yang galau akan kelulusan dan dunia kerja.. mrngapa disini saya ikut mrngulas kawan yang satu ini? karena dalam perjalanan kami tadi, ternyata prngalaman hidupku bisa juga mrnjadi penyemangat dirinya, minimal sedikit merubah pandangan seputar dunia kerja. Saya cukup memahami perpindahan dari status mahasiswa menjadi pencari kerja bagi mereka dan seumurannya, ada ketakutan tersendiri yang mungkin tidak semua orang tahu, ketakutan beradaptasi dengan orang baru, ketakutan akan persaingan, ketakutan akan penolakan, dsb 

bahwasannya dunia kerja adalah dunia yang sangat dinamis, segala hal mungkin terjadi
sebagai bawahan, kita tidak bisa memilih atasan seperti apa yang kita inginkan, namun sebagai atasan, mereka bisa sekali memilih anak buah seperti apa yang mereka inginkan

itu hukum mutlak dear, tidak ada relatif disini

lalu berkacalah aku menyoal itu, betapa kegundahanku akhir2 ini sangatlah diluar nalar, sangat bukan aku, maka aku kembali menjadi diriku, kemanapun aku dibawa, aku jalani, aku laksanakan, tidak ada sesuatu hal terjadi tanpa alasan, sekian

jangan sibuk meminta dear, cukupkan  dirimu, mintalah dan usahalah :) 

terimakasih untuk perjalanan bermakna malam ini, tepat 23.15 saya tiba di tempat kos saya dengan penuh senyuman, dan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar